Senin, 05 November 2012

Terserah

Selama ini, kita percaya bahwa cinta adalah hal terkuat di dunia.
Apapun bisa dikalahkannya.

Omong kosong.


Cinta adalah penipuan terbesar yang diciptakan oleh umat manusia.

Mungkin, kita sudah terlalu sering dibuai oleh dongeng indah tentang sepasang anak manusia yang berbeda satu sama lain, tetapi dapat bersatu mengatasi semua rintangan di akhir cerita. Apa sih, yang sekarang tidak bisa disatukan oleh cinta? Kaya-miskin. Tua-muda. Normal-cacat. Manusia-binatang. Manusia-alien. Semua bisa bersatu karena cinta.


Bahkan, imajinasi manusia pun semakin kreatif. Sekarang, rintangan bagi dua sejoli agar dapat bersatu dalam cinta bukan karena ibu tiri yang jahat, tapi kehidupan itu sendiri pun dianggap sebagai salah satu penghambat. Jadi jika ingin cinta yang abadi musnahkan saja kehidupan itu. Bunuh diri saja dan cinta akan hidup abadi meskipun tidak berada di dalam raga manusia. Manusia boleh mati, tetapi cinta hidup selamanya. Itu kan yang disampaikan lewat omong kosong klasik seperti Romeo and Juliet? 

Ha ha, andai saja semudah itu.

Sampai kapan pun, eksistensi ‘cinta sejati’ akan selalu mengundang pertanyaan. Dalam mencari tahu asal usulnya, kita takkan memperoleh suatu kesimpulan yang memuaskan. Sama saja dengan mencari pantat ular.

Kemungkinan pertama: seseorang akan mejawab, “Well, ‘cinta sejati’ memang ada.” Namun, --dalam penjelasannya pun tetap ada namun-nya--, ‘cinta’ itu berada disuatu tempat yang sangat jauh dialam yang sama sekali tidak bisa ditangkap oleh akal pikiran. Ia hanyya bisa dipahami oleh bagian ter-‘suci’ dari jiwa dan raga manusia, yaitu hati. Jadi, hanya orang-orang yang punya hati-lah yang bisa merasakan ‘cinta.’

Rabu, 24 Oktober 2012

bila suatu hari nanti
ajalku datang menjemput,
dan ku harus tinggalkan dunia
ke suatu tempat di sana